Sebuah studi baru menunjukkan bahwa sebelum mengalami beberapa bentuk kanker, orang mengalami peningkatan tingkat penyakit menular, seperti influenza dan pneumonia.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer Immunology Research, dapat membantu mengembangkan metode diagnostik untuk mendeteksi kanker.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ada hubungan antara kekebalan, peradangan, dan kanker.
Peradangan dapat meningkatkan perkembangan kanker. Ini dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh seseorang, yang pada gilirannya dapat meningkatkan peradangan.
Shinako Inaida, seorang peneliti tamu di Sekolah Pascasarjana Kedokteran di Universitas Kyoto di Jepang dan penulis penelitian yang terkait, menjelaskan. “Kanker dapat berkembang dalam lingkungan peradangan yang disebabkan oleh infeksi, gangguan imunitas, paparan karsinogen kimia, atau kondisi kronis atau genetik.
“Kekebalan individu dianggap sebagai faktor dalam perkembangan kanker, tetapi penelitian tambahan diperlukan untuk memahami hubungan antara kekebalan prakanker, infeksi, dan perkembangan kanker. Informasi ini dapat berkontribusi pada upaya untuk mencegah atau mendeteksi kanker. ”
Akibatnya, mungkin berharga untuk menyelidiki hubungan antara kekebalan, peradangan, dan kanker.
Para peneliti ingin memahami hubungan antara prevalensi penyakit menular spesifik yang dapat menyebabkan peradangan dan perkembangan kanker.
Untuk menyelidiki hubungan antara infeksi dan kanker, peneliti mengambil informasi pasien dari database sistem asuransi kesehatan sosial 7 tahun Jepang.
Para peneliti melihat data dari 50.749 peserta. Semua peserta berusia di atas 30 tahun dan tidak memiliki imunodefisiensi yang terdeteksi.
Kelompok kasus terdiri dari 2.354 peserta yang telah menderita kanker pada tahun ke-7 penelitian. Kelompok kontrol terdiri dari 48.395 orang yang tidak memiliki diagnosis kanker selama 7 tahun penelitian, ditambah satu tahun terakhir tambahan.
Para peneliti kemudian menghitung prevalensi infeksi influenza, gastroenteritis, hepatitis, dan pneumonia untuk kedua kelompok.
Para penulis menemukan hubungan yang jelas antara prevalensi empat penyakit dan perkembangan kanker.
Kelompok kasus mengalami tingkat infeksi secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok kontrol dalam 6 tahun sebelum diagnosis kanker.
Anggota kelompok kasus mengalami tingkat infeksi yang lebih tinggi pada tahun sebelum diagnosis kankernya dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selama tahun ini, kelompok kasus mengalami infeksi influenza 18% lebih besar, 46,1% gastroenteritis, 232,1% hepatitis, dan 135,9% untuk pneumonia daripada kelompok kontrol.
Para peneliti juga mencatat bahwa ada hubungan antara infeksi yang berbeda dan kanker yang berbeda.
Misalnya, laki-laki yang menderita kanker lebih mungkin mengalami influenza. Orang yang menderita kanker lambung lebih mungkin menderita pneumonia, dan orang yang menderita kanker darah atau tulang lebih mungkin menderita hepatitis.
Namun, seperti yang ditunjukkan oleh Dr. Inaida, “Hal yang paling menarik, kami menemukan bahwa infeksi yang menyerang organ tertentu tidak selalu berkorelasi dengan peningkatan risiko kanker pada organ yang sama.”
Para peneliti menunjukkan bahwa penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Sebagai contoh, data tersebut menyediakan informasi terbatas tentang kondisi genetik dan medis yang mendasarinya, serta paparan lingkungan dan gaya hidup yang berbeda. Ini mungkin mempengaruhi kemungkinan infeksi dan peningkatan kanker.
Meskipun demikian, dengan memperjelas hubungan antara infeksi, peradangan, kekebalan, dan perkembangan kanker, penelitian di masa depan dapat melihat lebih detail pada mekanisme yang tepat yang mengatur hubungan ini.
Dan hal ini diharapkan dapat membuka pintu ke metode diagnostik yang lebih baik.